Siapa Diri Kita
Seorang petani menemukan sebutir telur diladangnya, digabungkanlah telur tadi pada ayamnya yang telah mulai mengerami telurnya.
Selang tiga minggu beberapa telur ayam telah mulai menetas, memasuki hari ke 23 semua telur telah menetas semuanya, maka riuhlah suara anak ayam.
Suatu pagi induk ayam mengajak anak-anaknya mencari makan, ketika hujan turun sang induk mengajak anak-anaknya berlari menyelamatkan diri, Si “anak tiri” malah lari bermain menikmati hujan.
Ketika hari mulai senja induk ayam dan anaknya mulai tidak bisa melihat lain halnya dengan si “anak tiri” pengelihatanya masih sangatlah terang dan masih ingin bermain diluar tetapi si induk tetap memaksa melarang ia bermain dan ia menurutinya.
Pada suatu hari saat mereka mancari makan berteriaklah sang induk dengan penuh ketakutan dan mengajak anaknya masuk dalam kepak sayapnya, karena sang induk melihat rajawali melayang dan hinggap diatas dahan dekat mereka, sang rajawali menunggu kesempatan menyambar anak anak ayam.
Namun si “anak tiri” malah mengeluarkan kepalanya melihat apa yang terjadi. Betapa terkejutnya ia melihat rajawali besar yang mirip denganya, maka berlarilah ia mendekati Rajawali walaupun sang induk berteriak melarangnya, namun apa yang terjadi burung rajawalipun tidak menyerangnya.
Kadang manusia hidup dalam sebuah komunitas yang tidak berkualitas untuk hidup, secara tidak sadar komunitas tadi membentuk pola hidup apa adanya dengan jam terbang yang sangat terbatas bahkan membatasi diri dan lari dari tantangan hidup seperti induk ayam. Kita harus berani melihat keluar pada komunitas hidup lain yang lebih berani menghadapi tantangan dan selalu menambah jam terbang kita, selalu berkeinginan untuk melakukan yang lebih banyak dari yang diminta seperti rajawali.
Nah sekarang temukanlah SIAPAKAH SEBENARNYA DIRI KITA.
Mungkin kita berada komunitas hidup yang tidak berkualitas maka beranikanlah keluar melihat komunitas lain yang lebih berkualitas dan pahami, kenali kebangkanlah potensi diri kita. Siapa tahu bahwa diri kita adalah masih cucu cicitnya patih Gajahmada yang negarawan itu. Selanjutnya Siapapun diri kita dan apapun profesi kita lakukanlah dan berikanlah yang lebih banyak dari yang diminta. Sukses Selalu.
Sidoarjo, 21 Desember 2007
Drs. Choiru
Sumber : 1. Setengah isi setengah kosong , oleh Parlindungan Marpaung
2. Mata air untuk dahaga jiwaku, oleh Ir Goenardjoadi G, MM